Sabtu, 20 September 2014

Cerpen Kewirausahaan

MENATAP DUNIA
Karya: Fathimah Fauziah

            Hari ini, sang mentari menyapa dunia dengan memamerkan sinarnya. Menyelinap disela-sela lubang atap rumah warga Bandung. Jendela kamar rumah Wawan kini telah terbuka, dengan sekejab kamar itu terpenuhi oleh silauan sang mentari. Wawan menggeliat mencari selimut untuk menyembunyikan dirinya dari silau mentari.
“Wan bangun. Sudah pagi atuh, kamu kan sekolah” kata abahnya sambil mengusap-usap lembut rambut Wawan.
“Iya, Bah”
Wawan adalah anak seorang buruh petani teh milik juragan Karto, orang paling kaya di desa Ciawi. Wawan tinggal bersama abahnya, Abah Burhan dan neneknya Emak Asih. Ibunya meninggal sewaktu Wawan duduk di bangku SD kelas 3 akibat kecelakaan kereta. Kini Wawan telah duduk di bangku SMP kelas 1. Abahnya sakit radang paru-paru, air mata Wawan membasahi kelopak mata ketika melihat abahnya batuk-batuk sampai terkadang mengeluarkan darah. Ia ingin sekali mengobatkan abahnya, tapi tersendat oleh perekonomian keluarganya.


“Wan, belum berangkat kenapa atuh?”
“Abah?” kata Wawan mendekati ayahnya yang sedang menyiapkan sarapan.
“Ya”
“Wawan mau saat Wawan dewasa bisa jadi pengusaha terkenal. Pengusaha yang punya banyak uang. Biar nanti uangnya buat bantu pengobatan abah sampai sembuh”
Abah hanya tersenyum mendengar kata-kata Wawan.
“Ya sudah, Wawan berangkat dulu. Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsalam. Eh Wan, tidak sarapan dulu?”
“Wawan buru-buru, Bah. Wawan akan mulai menyentuh langit dan suatu saat nanti Wawan bakal buat bangga Abah. Wawan janji sama Abah!” seru Wawan.
Abah hanya menuntun kepergian anaknya kesekolah dengan senyum bangga.
“Ada apa, Han? Wawan sudah berangkat? Pagi-pagi sekali, bahkan sarapannya belum tersentuh” Emak Asih datang dari balik pintu kamarnya.


            Wawan melewati jalanan perkebunan teh. Ia pagi ini bersemangat sekali berangkat ke sekolah. Ia sudah berjanji akan menjadi seorang pengusaha dan ia janji akan mengobati ayahnya sampai sembuh.
Jam 06.00, Wawan tiba di sekolah. Hanya segelintir orang saja yang sudah sampai di sekolah lebih dulu. Hanya seorang satpam, pak kebun sekolah dan beberapa teman yang hari ini giliran piket. Hari ini, Wawan telah berjanji ke abahnya dan ia akan menepati janji itu. Jadi mulai sekarang (pagi ini), Wawan akan menggapai impian itu menjadi kenyataan.

10 tahun kemudian...
            Wawan telah berumur 22 tahun, seharusnya ia kini duduk dibangku universitas. Namun, sayang Tuhan belum menghendaki hal itu terjadi. Abahnya telah amat renta untuk bekerja. Ia tak tega melihat abahnya harus masih bekerja. Mau tidak mau, Wawan harus bekerja keras untuk abah dan emak. Ia bekerja serabutan, namun jika sedang sepi Wawan meluangkan waktu untuk membuat kerajinan dari kayu. Lalu Wawan menjualnya ke pinggiran jalan raya. Lumayan untuk menambah penghasilan.

Uhuk !! Uhuk !! Uhuk !!”, terdengar suara batuk di kamar abah. Wawan langsung lari ke kamar abah.
“Bah? Kunaon?
“Tak Wan, Abah mu tak kenapa-kenapa. Kamu sepi hari ini?”
“Hari ini Wawan alhamdulillah ada kerjaan di pabriknya juragan Karto. Bah, Wawan tak tega meninggalkan Abah dalam keadaan tak sehat seperti ini. Maaf, Bah Wawan belum punya uang cukup untuk bawa Abah ke puskesmas.”
“Abah baik-baik saja. Kamu tak perlu khawatir. Ya sudah, berangkat cepat. Juragan Karto itu orangnya disiplin, kalau telat pasti kamu bakal dihukum, Nak”
“Iya, Bah. Wawan pamit dulu. Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumsalam.”

            Wawan bekerja sangat baik. Ia cekatan, ulet, dan jarang mengeluh. Suatu saat, Wawan merantau ke Padang. Ia terpaksa meninggalkan Abah dan Emak Asih di rumah saudara. Untung masih ada Uak Keke.
Sebulan sekali Wawan pulang, tapi suatu hari Wawan kena nasib jelek. Uang yang selama ini ia dapat dari hasil jerih payahnya ikut terbakar karena kontrakan yang Wawan diami kebakaran. Untuk pertama kalinya Wawan tak pulang ke kampung halamannya.
“Ya Allah !! Aku tak punya uang sepeserpun. Bagaimana aku bisa bertahan hidup di kampung orang?!!”, keluh Wawan. Ia putus asa karena ia bingung harus bagaimana lagi, uang pun tak ada.

            Kurang lebih seminggu Wawan harus tidur di teras-teras toko dan makan minum seadanya. Pernah saking laparnya, ia memakan bekas makanan orang lain yang dibuang. Suatu hari Wawan sadar, ia tak boleh terus begini. Sampai kapan ia akan begini. Wawan ingat Abah di rumah sedang menunggu kabar kesuksesannya. Wawan baru ingat bahwa ia punya keterampilan mengolah kayu menjadi barang seni yang laku dijual.
Tak perlu berfikir lama, ia mencari kayu-kayu dan benda tajam sebagai alat pemahatnya. Ia menciptakan beberapa karya seni, lalu ia coba tawarkan ke toko-toko dan pejalan kaki. Untuk sehari ini lumayan, 2 dari 10 barang yang ia buat terjual. Hari-hari berikutnya ia perbanyak dan lebih berkreasi lagi dengan berbagai bentuk menarik.
“Alhamdulillah, barang daganganku laku. Besok saya harus lebih giat lagi. Sepertinya orang-orang disini suka dengan hasil pahatanku.” Begitulah ekspresi Wawan saat barang dagangannya laku semua.

            Suatu hari, ada seseorang yang membeli dagangan Wawan. Ia seperti pengusaha, tapi mana mungkin seorang pengusaha mau membeli barang dagangannya yang mungkin tak seberapa ini.
“Nak, ini berapa?”, kata pengusaha itu.
“Itu hanya Rp 15.000, Pak”
“Hanya Rp 15.000 untuk barang bagus seperti ini?”
“Haha, itu hanya sebuah pahatan kecil Pak. Tidak pantas untuk dihargai tinggi. Saya hanya menyalurkan hobi saya”
“Kamu sangat kreatif. Ngomong-ngomong kamu bukan orang Padang asli?”
“Bukan, Pak. Saya orang Bandung. Bapak mau beli yang mana? Silahkan dipilih?”
“Oh, saya tidak mau beli”
“Kenapa, Pak? Bapak tidak suka. Bapak bisa pesan ke saya, nanti saya buatkan pesanan Bapak”
“Oh tidak-tidak. Saya tidak mau beli, tapi saya mau menawarkan sesuatu ke kamu. Kamu orang kreatif dan kebetulan saya sedang mencari orang kreatif seperti kamu untuk bekerja di perusahaan saya”
“Apa !! Bekerja di perusahaan Bapak?”
“Iya, perusahaan saya bekerja di bidang ukir. Nanti saya akan tempatkan kamu di bagain desain ukir”
“Alhamdulillah, terima kasih Pak. Terima kasih !”
“Iya, besok kamu datang ke alamat ini ya. Selamat siang”, Bapak itu memberikan kertas yang bertuliskan nama perusahaannya dan alamatnya.

            Keesokan harinya, Wawan berangkat pagi-pagi menuju ke perusahaan Bapak yang kemarin memberi ia pekerjaan. Wawan sangat bahagia, akhirnya ia dapat bekerja kembali.
“PT UKIR INDAH. Apakah ini perusahaannya? Perusahaan plus pabrik. Wah, kaya sekali Bapak itu”, kata Wawan saat berada di depan perusahaan milik Bapak itu.
Saat bekerja disana, Wawan sangat rajin. Seminggu disana, Wawan menjadi andalan Pak Priyoto (Bapak yang telah menawarkan pekerjaan kepadanya sekaligus pemilik perusahaan PT UKIR INDAH).
Wawan menelepon rumah, “Assalamu’alaikum, Uak. Abah mana?”
“Wa’alaikumsalam, Wan. Ya Allah, kemana saja kamu Wan? Sebentar Uak panggil dulu Abah kamu.”

“Assalamu’alaikum?”
“Wa’alaikumsalam, Abah? Wawan minta maaf lama tak memberi kabar. Wawan sekarang hidup enak, Bah alhamdulillah. Wawan janji dalam sebulan ini Wawan akan pulang, Bah”
“Iya, Nak. Apapun keputusan kamu, Abah setuju. Abah akan nunggu kamu. Cepat pulang, Emak sudah menanyakan kabar kamu terus menerus”
“Iya, Bah. Sudah dulu ya Wawan harus bekerja lagi. Salam buat sekeluarga. Assalamu’alaikum”

            Wawan terus bekerja dengan gigih. Bahkan ia sering lembur untuk mendapatkan uang ekstra. Walaupun sakit, Wawan terus bekerja. Ia teringat janjinya sewaktu kecil, bahwa ia akan menjadi orang yang sukses. Dan setelah 3 tahun bekerja di Padang, Wawan memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Abah yang sudah tua dan Emak yang semakin tua harus ia rawat. Wawan rasa sudah cukup untuk mencari uang di kampung halaman orang. Ia ingin berwirausaha di Bandung.
Wawan telah menjadi pengusaha ukir yang sukses, kini ia memiliki sebuah pabrik kecil-kecilan di Bandung. Ia berhasil meraih impiannya. Kini ia siap menjadi seseorang yang berdiri paling depan untuk menatap dunia. Tak kan kenal takut, tak kan kenal mundur. Apapun yang terjadi bulatkan tekad dan bertindaklah !



SELESAI..

Rabu, 10 September 2014

Klasifikasi Industr

Klasifikasi Industri


Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial.
Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.
Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai berikut.
1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku
Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.
b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
 3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan
Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.
b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
 4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah
Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.
b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.
c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.
 5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha
Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk diPalembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.
 6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.
 7. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan
Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.
b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.
 8. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan
Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.
b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan.
c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.
 9. Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola
Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.
b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.
 10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian
Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti: modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan cara pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.
b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-anak.
c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.
 11. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:
 a. Industri Kimia Dasar (IKD)
Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:
1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.
2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.
3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.
  b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)
Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler, dan mesin pompa.
2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan motor grader.
3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres.
4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
6) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.
7) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang kendaraan bermotor.
8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.
9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan industri tembaga.
10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.
11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the blower, dan kontruksi.
  c. Aneka Industri (AI)
Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi, dan radio.
3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.
4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan kemasan.
5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer.
  d. Industri Kecil (IK)
Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).
  e. Industri pariwisata
Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).